Selamat Datang Di Network TEAM Blitar

Senin, 31 Maret 2014

Mama Say Reggae





Tentang

Mama Say Reggae adalah band reggae asal Surabaya
Biografi
Kami adalah sekumpulan anak muda dari Surabaya ywng ingin belajar tentang musik reggae.
Awal terbentuk karena dasar pertemanan dan rasa persaudaraan diantara kami yg ingin bersama-sama ingin maju dan berkarya didalam musik reggae.

Mama Say Reggae mempunyai basecamp yang juga sebagai studio, disekitar daerah Bratang Gede, Ngagel, Surabaya.

Nama Mama Say Reggae sendiri sengaja kami ambil sebagai bentuk rasa hormat dan kecintaan kami pada sosok seorang IBU,
jadi ketika Mama Berbicara tentang Reggae, maka kami pun bermain musik Reggae.
Keterangan
Mama Say Reggae merupakan band yg baru belajar memainkan roots musik reggae,,
Mama Say Reggae terbentuk skitar bulan November thn 2011
Minat Band
Reggae Musik
Artis yang Kami Juga Sukai
Bob Marley, Tony Q Rastafara, Steven,


Download Lagu mama Say Reggae

                                          Download                 

                          mama-say-reggae_scooteris-scooter-love                   

                              mama-say-reggae-mars-mama-say                         

Sabtu, 29 Maret 2014

mohon demengerti Arti sebuah Vespa

Dipublikasikan pada 14 Jul 2012 Karya dokumenter tentang komunitas pecinta atau pengguna Vespa yang membahas dari sisi solidaritas dan memprioritaskan tidak ada perbedaan dari segi apapun seseama pecinta atau para pengguna Vespa dimanapun

Gang Boentoe








Tentang

Gang Boentoe Reggae mBlitar ▏CP: 082-333-369-888 PIN : 20C68872 ▏https://twitter.com/gangboentoebandhttp://reverbnation.com/gangboentoeband 
Biografi
Gang Boentoe lahir di gang boentoe jalan veteran blitar,
filosofi nama gang boentoe memiliki arti satu jalan masuk dan satu jalan keluar di tempat yang sama, kami meyakini bahwa dengan pemahaman tersebut tiada lain selain adalah rasa bersyukur kami kepada Tuhan yang Maha Esa karena hanya dari DIA lah kami bisa berkarya.
Gang Boentoe bukan lahir begitu saja untuk berani membuat sebuah group band beraliran reggae, akan tetapi sebuah proses alam, proses berlatih untuk senantiasa seimbang dengan alam yang dituangkan dalam musik. Gang Boentoe lahir pada tanggal 17 Agustus 2008 di gang boentoe jalan veteran Blitar, Gang Boentoe (GB) dipandegani oleh Dhani S. (Badak), Hanafi (Cak Bo'im), Faried wisnu (Pak Kucink), YosepH a. (Pak Kepz), Edi Juliasyah (e'ed), Lilin (garwane cak Bo'im), dan seluruh pecinta musik nyet2 di Blitar.
Awalnya kami semua adalah Badut (clown) yang menjajakan musik hati kami Rampak Kendang Jimbe dalam Blank - Blenk Percussion (BB) di berbagai daerah di Nusantara ini. namun seiring dengan itu musik nyet2 juga membius otak kami untuk senantiasa memadukanya dengan kesukaan hati kami (BB), rasanya seperti Orgasme begitu kami memadukanya dan ditambah kasih sayang suara dan aura musik nusantara. Amin Allahuma Amin,,, atas izin Allah lahirlah Gang Boentoe.
selang 1 tahun kemudian hadir keyboardist baru yaitu jhonod yg masuk tahun 2009 pertengahan dan didit (high brass) 2 tahun berikutnya.
belajar dari kebenaran bahwa berkarya harus ikhlas,
dimanapun dan kapanpun harus memberikan yang terbaik, akhirnya dari panggung ke panggung kita............. (tobe continued))

Jumat, 28 Maret 2014

2016, Smartfren Migrasi Frekuensi ke 2,3 GHz




Jakarta - Operator seluler CDMA Smartfren Telecom direncanakan sudah ‎harus merampungkan kepindahannya dari frekuensi 1.900 MHz ke 2,3 GHz pada 2016 mendatang.

Menurut Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, kajian untuk migrasi frekuensi ini sudah hampir rampung dan tinggal menunggu eksekusi saja.

"Kajian untuk pindah dari 1.900 MHz ke 2,3 GHz ini sudah cukup matang, tinggal masalah waktu saja agar nantinya tid‎ak ada lagi interferensi di 2,1 GHz untuk pita 3G," ujarnya tadi malam dalam diskusi Selular Award di Balai Kartini, Jakarta.

Kajian yang dimaksud antara lain biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi, seperti berapa lebar frekuensi yang akan diberikan sebagai kompensasi supaya tidak merugikan kedua belah pihak, baik untuk negara dan sang operator sendiri untuk optimalisasi.

Dirjen pun berharap, regulasi untuk menyusun rencana migrasi frekuensi ini sudah bisa rampung tahun ini dan mulai diimplementasikan dua tahun dari sekarang, atau tepatnya sejak 2016 nanti.

"Semua sudah sepakat, dan Smartfren juga sudah setuju. Mereka mendukung karena tidak mau ganggu terus (interferensi). Selain itu, kami juga tengah menyusun aturan agar tidak ada yang cemburuan di 2,3 GHz. Karena cuma Smartfren di frekuensi itu yang punya lisensi seluler‎, lainnya cuma BWA (broadband wireless access)," pungkasnya.


sumber : 

Kamis, 27 Maret 2014

:: Reggae Indonesia Vibration ::






Why, why do I love the music why does it made it dancin’ once it turns once it plays and my feet start to sway ..


Sebait lirik lagu dari single Jamaica’s Away (Souljah), yang belakangan sedang sering diputar di radio-radio, sangat menggambarkan musik reggae. Jamaica sendiri memang enggak bisa kita lupakan saat kita berbicara tentang musik ini. Beberapa sumber mengatakan, musik ini gara- gara orang Jamaika mengadopsi variasi sinkopisasi rhythm gitar dari new orleans R&B yang mereka dengar dari radio di tahun 60-an. Lalu, sedikit up tempo, terciptalah musik ska yang menjadi cikal bakal reggae. Ada lagi sumber yang mengatakan bahwa ska berawal dari musik asli Jamaika yang bernama mento, yang berkembang sejak tahun 40-an.
Akhirnya saat musim panas, orang terlalu malas untuk berdansa up tempo. Sedikit mengendurkan tempo musik, irama lebih mengayun dan terkesan bermalas-malasan, itu yang sekarang kita kenal dengan reggae. Beberapa nama "pahlawan" reggae bermunculan, dari Jimmi Cliff, Horace Andy, sampai akhirnya melahirkan seorang legenda bernama Bob Marley.
Bob Marley
Bob Marley memang paling berpengaruh di dunia reggae. "Reggae mulai makin dikenal luas setelah Bob Marley meninggal," begitu pendapat Tony Q, yang identik dengan reggae di Twelve Blues Bar, Menteng, Jakarta, setiap Rabu dan Jumat. Lagu-lagu Bob Marley yang meninggal di tahun 1981 ini sering terdengar di songlist- nya. Bersaing dengan lagu-lagu karyanya sendiri yang sudah terkumpul dalam dua Album.
Di Bali, lagu-lagu Bob Marley juga menguasai panggung-panggung musik reggae. Apache, sebuah bar yang identik dengan reggae di kawasan Legian, hampir tiap hari mengumandangkan lagu-lagu Bob Marley. "Senin khusus membawakan lagu-lagu Bob Marley. Selasa lagu lain, diselingi lagu-lagu Bob Marley. Lha, Bob Marley thok?" protes seorang pemerhati kesenian bermusik di Bali, Rudolph Dethu. "Reggae enggak cuma paman Bob (Bob Marley), tapi juga ada Peter Tosh, Black Uhuru, Jimmy Cliff, dan sebagainya. Dan Reggae itu secara tidak langsung menembus kawasan elektronika, yaitu Drum N’ Bass," tambah Dethu lagi. "Kami sempat mau bawain selain Bob Marley, tapi pasti ada yang minta lagu-lagu Bob Marley," komentar Joni Agung musisi Reggae yang mengisi acara setiap Senin di Apache.
Reggae "vibration"
Seperti kata Dethu, reggae sebenarnya memang sudah beranak pinak. Bahkan, sejak awal kemunculan reggae, ada Alton Ellis dengan rocksteady (sekarang kayak No Doubt gitu deh). Dan Lee "scratch" Perry memulai memakai sampling- sampling suara, yang membuat musiknya disebut dub. Dan bermunculanlah rock and folk base ala Bob Marley sampai yang sangat pop oriented seperti yang dilakukan oleh UB 40.
Di Yogyakarta tidak ada bar yang identik dengan reggae. Tapi, lewat acara kampus yang ada hampir tiap minggu, band-band reggae unjuk gigi. Berbicara reggae di Yogyakarta tak bisa memalingkan muka dari sebuah grup ska yang masih konsisten hingga sekarang, Shaggy Dog. Sejak berdirinya di tahun 1995, band ini memang mematok ska reggae sebagai aliran hidup mereka. "Kowena," ujar Heru, sang vokalis Shaggy Dog, saat diminta menyebut nama band reggae Yogya favoritnya. Sayang, Kowena sepertinya tidak terlalu berminat hidup. Sempat muncul sekali di Citos, lalu menghilang lagi. "Tapi, sekarang banyak banget band reggae di Yogya dan variatif," tambah Heru.
Heru sendiri memuaskan jiwa reggaenya lewat Dub Youth. "Kalau ini reggae campur elektronika," jelasnya tentang proyek Dub Youth yang dimulai sejak dia memiliki sebuah groove box.
Reggae "got soul"
Belakangan mungkin orang tidak merasakan kehadiran reggae secara jelas. Tapi, begitu banyak band yang terpengaruh oleh reggae. Dari yang ngepunk (Rancid), rocksteady (No Doubt), ragga (Shaggy & Sean Paul), Dancehall (Outkast), sampai yang rock ’n folk (John Buttler Trio). Di dalam negeri, setelah era keemasan Anak Pantai-nya almarhum Imanez, Tony Q tidak berjuang sendirian. Ada Steven & Coconuttreez yang punya single Welcome To My Paradise. Sekilas band ini mengingatkan kita kepada Big Mountain yang ngetop lewat Baby, I Love Your Way beberapa tahun lalu. Joni Agung di Bali juga melepas album Reggae Mebasa Bali (reggae berbahasa Bali).
Yang paling anyar adalah band asal Bekasi yang baru saja merilis album Breaking The Roots, Souljah. Reggae yang dimainkan Souljah lebih cenderung memasuki daerah elektronika. Banyak nuansa ragga lewat toasting (semacam ngerap dengan gaya Jamaika), dan beat dancehall untuk lagu-lagu berirama riang mereka. Bahkan, belakangan band-band papan atas mencoba memainkan reggae. Seperti Dewa yang mencoba berdansa lewat lagu Matahari, Bulan, Bintang. "“Setiap orang boleh saja main reggae. Yang penting ada soul-nya," ujar Gung Jon mengomentari soal ini. "Lagu itu bagus, tapi kurang bagus untuk dibilang reggae," kata Heru. Ia lebih memilih lagunya Nugie, Bisa Lebih Bahagia. Terlepas dari siapa dan bagaimana memainkannya, semua pentolan reggae itu setuju kalau fenomena itu cukup membantu mengenalkan reggae ke tingkat yang lebih luas.
Reggae "jammin"
Perluasan reggae di Indonesia ini begitu terbuka. Setiap pemusik ini punya jalan masing-masing untuk menyebarkan musik reggae. Tony Q dengan senang hati berbagi panggung dengan band-band reggae baru. "Tadi ada band Bekasi, namanya Peron One. Minggu depan ada lagi, namanya The Dread," ujar Tony sambil tersenyum seusai pertunjukannya pada Rabu malam di Blues Bar.
Steven & Coconuttreez adalah salah satu yang dulu rajin "mengganggu" panggung Tony Q. Sekarang Steven sudah merilis debut album The Other Side. Steven juga sedang giat mengumpulkan band-band reggae untuk diajak bikin proyek album kompilasi.
Joni Agung di Bali tak pernah berhenti bermain reggae. Senin dia akan berada di Apache Bar. Selasa dan Jumat dia manggung di Soda Bar, Sanur. Lalu, Minggu dan Rabu pesta reggaenya di gelar di Putra Bar, Ubud.
Heru "Shaggy Dog" tidak hanya aktif menyebarkan reggae lewat panggung. Tapi juga lewat siaran radio. Bersama sang manajer Dread Met, mereka punya program Simmerdown di Star FM Yogya. Geronimo FM, Yogya, juga punya acara Rabu Reggae yang usianya sudah cukup lama.
Jika ingin menikmati reggae di Jakarta, kita juga bisa datang ke Parc, yang menawarkan DJ-DJ yang memainkan lagu-lagu dub & reggae setiap Selasa. Drum N’ Bass yang cenderung elektronika sekarang ini juga mulai sering jadi musik tema di tempat-tempat klubing yang biasanya di dominasi hip-hop dan R&B.
Ternyata Indonesia memang cukup berpotensi untuk reggae. Ada dua band yang jaringannya sudah internasional. Tony Q dan New Rastafara terdaftar sebagai headliners di acara Legend Of Rasta Reggae Festival (www.legendsofrastareggaefestival.com). Dan Shaggy Dog yang rencananya pertengahan tahun ini berangkat ke Festival Mundial, Belanda, untuk yang kedua kalinya. Dan bukan tidak mungkin akan makin banyak band-band pop/rock lain yang menyelipkan reggae dalam musik mereka.
Sumber : Kompas / Teguh Andrianto ( 15 April 2005 )

Senin, 24 Maret 2014

Memahami Arti Sebuah Reggae dan Rasta Sesungguhnya

Memahami Arti Sebuah Reggae dan Rasta Sesungguhnya


Reggae dan rasta Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal,
reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama
genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah
sebuah pilihan jalan hidup, way of life," ujar Ras Muhamad (23),
pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York
dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan
kegembiraan
yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik
tersebut.
Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu
sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah
disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya
hidup
semaunya, tanpa tujuan," ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini.
Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup
bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas.
Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging,
dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob
Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari,"
papar Ras.

Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae
adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus
menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob
Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia—adalah seorang penganut
rasta.

Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia
sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya
pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. "Misalnya waktu
saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka
tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari,"
ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.

Pemusik
Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama
Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba
memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu
hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai
itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu. Namun, meski tidak
memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan
pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik
yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae
(dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik
mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.

Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang
mengaku
musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan
penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada "berdamai". "Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil," tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganja. Sementara Steven mengaku dirinya menjadi lebih bijak dalam memandang hidup sejak menggeluti musik reggae. Musik reggae, terutama yang dipopulerkan Bob Marley, menurut Steven, mengajarkan perdamaian, keadilan, dan antikekerasan. "Jadi kami memberontak terhadap ketidakadilan, tetapi tidak antikemapanan. Kalau reggae tumbuh, maka di Indonesia tidak akan ada perang. Indonesia akan tersenyum
dengan reggae," ujar Steven mantap. Sila dan Joni dari Bali menegaskan,
seorang rasta sejati tidak harus identik dengan penampilan ala Bob
Marley. "Rasta sejati itu ada di dalam hati," tandas Sila sambil
mengepalkan tangan kanan untuk menepuk dadanya.

Mari kita diskusikan artikel diatas tersebut....

Stigma populis yang hidup dalam masyarakat adalah tantangan untuk para Reggae Lovers. Yang di katakan Ras Muhammad soal Rastafari dan Reggae adalah hal yang berbeda adalah benar. Namun tidak bisa di kesampingkan antara Rastafari dan Genre musik Reggae adalah hubungan yang saling menguntungkan. Kaum Rastafari menggunakan Reggae sebagai alat atau media perlawanan, seperti halnya Punk dalam Anarkisme dan Sindikalis. 

Nah ini yang harus segera di jawab di tengah stigma negatif yang hidup dalam masyarakat bahwa reggae adalah rastafarian, bahwa reggae adalah pengkonsumsi ganja. ketidaktahuan masyarakat yang menyebabkan stigma ini muncul dan hidup. tinggal cara kita sebagai reggae lovers meluruskan stigma ini menjadi positif. Media yang di miliki indoreggae mungkin jadi alat bantu untuk bisa meluruskan pandangan negatif terhadap reggae lovers.

Rastafari adalah spirit perlawanan yang harus tetap hidup dan jadi spirit kita untuk bisa bebas dari belenggu kapitalisme dan neoimperialisme sebagai turunannya. Kalau dahulu kaum Rastafarian berjuang melawan belenggu perbudakan, kini pun sama halnya. yang membedakan adalah bukan melawan perbudakan fisik melainkan perbudakan budaya dan ekonomi.
Reggae dan rasta

Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal,
reggae
dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama
genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah
sebuah pilihan jalan hidup, way of life," ujar Ras Muhamad (23),
pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York
dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan
kegembiraan
yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik
tersebut.
Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu
sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah
disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya
hidup
semaunya, tanpa tujuan," ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini.
Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup
bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas.
Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging,
dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob
Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari,"
papar Ras.

Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae
adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus
menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob
Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia—adalah seorang penganut
rasta.

Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia
sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya
pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. "Misalnya waktu
saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka
tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari,"
ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.

Pemusik
Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama
Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba
memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu
hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai
itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu. Namun, meski tidak
memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan
pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik
yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae
(dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik
mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.

Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang
mengaku
musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan
penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada "berdamai". "Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil," tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganja. Sementara Steven mengaku dirinya menjadi lebih bijak dalam memandang hidup sejak menggeluti musik reggae. Musik reggae, terutama yang dipopulerkan Bob Marley, menurut Steven, mengajarkan perdamaian, keadilan, dan antikekerasan. "Jadi kami memberontak terhadap ketidakadilan, tetapi tidak antikemapanan. Kalau reggae tumbuh, maka di Indonesia tidak akan ada perang. Indonesia akan tersenyum
dengan reggae," ujar Steven mantap. Sila dan Joni dari Bali menegaskan,
seorang rasta sejati tidak harus identik dengan penampilan ala Bob
Marley. "Rasta sejati itu ada di dalam hati," tandas Sila sambil
mengepalkan tangan kanan untuk menepuk dadanya.

Mari kita diskusikan artikel diatas tersebut....

Stigma populis yang hidup dalam masyarakat adalah tantangan untuk para Reggae Lovers. Yang di katakan Ras Muhammad soal Rastafari dan Reggae adalah hal yang berbeda adalah benar. Namun tidak bisa di kesampingkan antara Rastafari dan Genre musik Reggae adalah hubungan yang saling menguntungkan. Kaum Rastafari menggunakan Reggae sebagai alat atau media perlawanan, seperti halnya Punk dalam Anarkisme dan Sindikalis. 

Nah ini yang harus segera di jawab di tengah stigma negatif yang hidup dalam masyarakat bahwa reggae adalah rastafarian, bahwa reggae adalah pengkonsumsi ganja. ketidaktahuan masyarakat yang menyebabkan stigma ini muncul dan hidup. tinggal cara kita sebagai reggae lovers meluruskan stigma ini menjadi positif. Media yang di miliki indoreggae mungkin jadi alat bantu untuk bisa meluruskan pandangan negatif terhadap reggae lovers.

Rastafari adalah spirit perlawanan yang harus tetap hidup dan jadi spirit kita untuk bisa bebas dari belenggu kapitalisme dan neoimperialisme sebagai turunannya. Kalau dahulu kaum Rastafarian berjuang melawan belenggu perbudakan, kini pun sama halnya. yang membedakan adalah bukan melawan perbudakan fisik melainkan perbudakan budaya dan ekonomi.

Reggae

Reggae adalah suatu aliran musik yang awalnya dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an. Sekalipun kerap digunakan secara luas untuk menyebut hampir segala jenis musik Jamaika, istilah reggae lebih tepatnya merujuk pada gaya musik khusus yang muncul mengikuti perkembangan ska dan rocksteady.

Reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen pada off-beat atau sinkopasi, yang disebut sebagai skank. Pada umumnya reggae memiliki tempo lebih lambat daripada ska maupun rocksteady. Biasanya dalam reggae terdapat aksentuasi pada ketukan kedua dan keempat pada setiap bar, dengan gitar rhythm juga memberi penekanan pada ketukan ketiga; atau menahankord pada ketukan kedua sampai ketukan keempat dimainkan. Utamanya "ketukan ketiga" tersebut, selain tempo dan permainan bassnya yang kompleks yang membedakan reggae dari rocksteady, meskipun rocksteady memadukan pembaruan-pembaruan tersebut secara terpisah.

Reggae di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik Reggae dan sub-ragamnya Indonesia antara lain Tony Q RastafaraGangstarastaSteven & Coconut TreezSouljahRas MuhammadJoni Agung (Bali), Mbah Surip (Mojokerto), Marapu (Yogyakarta).
Sekitar tahun 1986 musik Reggae mulai dikumandangkan di Indonesia, band tersebut adalah barbet comunityBlack Brothers Papua, Black Company sebuah band dengan genre Reggae, pada tahun 1988 sekelompok anak papua yang sedang study di bandung, mendirikan sebuah group band reggae (Emergency Reggae Band) dan beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya, kemudian ada Asian Force dan AbressoJamming lalu Tony Q Rastafara. Pada tahun 2001, muncul band Gangstarasta sekelompok anak muda yang memainkan musik reggae, lalu tahun 2006 Steven & Coconut Treez dengan hits "Welcome To My Paradise"

REGGAE






Sabtu, 22 Maret 2014

Air Grid M2 16 dBi 100mW 2,4 GHz Antenna

Memanfaatkan teknologi InnerFeed, yang AirGrid baru M Series merupakan evolusi dari luar perangkat nirkabel broadband. antena lengkap dan integrasi sistem radio menyediakan solusi biaya revolusioner kinerja / ke seluruh industri broadband dunia
Dapat berorientasi untuk menggunakan polarisasi vertikal atau horizontal. Desain mekanik memberikan performa yang tahan cuaca. Aktivitas dan kekuatan sinyal LED yang disediakan untuk installer. Enhanced RF dan Ethernet ESD / perlindungan Surge memungkinkan operasi panjang di lingkungan paling keras.
100 + Mbps dari throughput outdoor nyata dan jangkauan sampai 30km. AirGrid memanfaatkan produk revolusioner Ubiquiti's AirMax ™ protokol TDMA memungkinkan performa yang luar biasa, carrier-kelas jaringan PTMP. Selain itu, aplikasi AirControl ™ memungkinkan operator untuk pusat mengelola 100's perangkat.
Patent Pending InnerFeed™ Antenna Technology
Utilizing InnerFeed technology, the new AirGrid M Series represents the evolution of outdoor broadband wireless devices. Complete antenna and radio system intergration provides revolutionary cost/performance solutions to the Worldwide Broadband Industry.
Robust and Simple Product Design

Can be oriented to use either vertical or horizontal polarization. Mechanical design provides complete weatherproof performance. Acitivity and signal strength LED's provided for installers. Enhanced RF and Ethernet ESD/Surge protection enables prolonged operation in harshest environments.

Breakthrough Wireless Performance, AirMax and AirControl Support
100+Mbps of real outdoor throughput and up to 30km+ range. AirGrid products utilize Ubiquiti's revolutionary AirMax™ TDMA protocol enabling scalable, carrier-class PtMP network performance. Additionally, AirControl™ application allows operators to centrally manage 100's of devices.
Specification:
  • Processor specs: Atheros MIPS 24KC, 400MHz
  • Memory Information: 32MB SDRAM, 8MB Flash
  • Networking Interface: 1 X 10/100 Base-TX (Cat. 5,RJ-45) Ethernet Interface
  • Wireless Approvals: FCC Part 15.247, IC RS210, CE
  • ROHS Compliance: YES
  • Operating Frequency: 5475MHz-5825MHz
  • Enclosure Size: 16cm length x 8cm widthx 3cm height
  • Enclosure Characteristics: Outdoor UV Stabalized Plastic
  • Power Method: Passive Power over Ethernet (pairs 4,5+; 7,8 return)
  • Operating Temperature: -30°C to 75°C
Attachments:

Kelebihan dan Kekurangan Nano station




Nano Station2 adalah radio wifi yang fenomenal, saat ini banyak digemari di seluruh dunia, dengan firmware Air OS-nya telah merajai penjualan access point di berbagai tempat. Hal yang disukai adalah perangkat tersebut telah terintegrasi dengan antena panel 10dBi, menjadikannya mudah dipasang dan tidak perlu repot lagi memasangkan lagi dengan antena tambahan. Apalagi Nano Station2 telah dilengkapi pula dengan POE, sehingga menjadikannya perangkat tersebut bisa dipasang di kondisi outdoor. TX Power dari Nano Station2 ini juga cukup besar yakni 400mw, bisa menjangkau jarak jauh hingga lebih dari 5 Km dalam kondisi normal tanpa perlu menggunakan antena tambahan lagi, namun ketika kita ingin mencapai jangkauan lebih jauh lagi, perangkat ini menyediakan konektor SMA Male agar bisa dihubungkan dengan antena tambahan atau antena external agar bisa menjangkau jarak lebih jauh lagi.Disamping itu ada beberapa fitur istimewa dari Nano Station2 yang jarang dimiliki oleh perangkat merk lain, yakni Align Antenna, Traceroute, Banwidth Test, Channel Spectrum Width, dan Channel Shifting. Dimana kedua fitur tearkhir dibutuhkan dalam menangani kompleksitas jaringan wifi yang sudah jenuh. Pengalaman kami juga menunjukkan bahwa radio ini juga memiliki sensitifitas yang cukup bagus yang jarang dimiliki oleh radio wifi merk lainnya, diakui cukup stabil pula. Disamping kelebihan-kelebihan yang diungkap diatas, Nano Station2 juga memiliki kekurangan, yakni ketika menggunakan antena tambahan external, dia memiliki lost dBi yang cukup besar, ada rekan yang mengukur mengatakan kehilangan bisa mencapai 6dBi. Jadi ketika menggunakan tambahan antena, dia tidak bisa jauh lebih melejit lagi jangkauannya.Kemudian hal yang perlu disayangkan lagi adalah Voltase dari adaptornya yang relatif kecil, yakni “hanya” 12 Volt, padahal Nano Station2 sudah berkehendak kuat menjadikannya sebagai perangkat outdoor, yang seyogyanya dia harus memiliki adaptor dengan tegangan yang lebih besar, misal 24 Volt agar bisa lebih stabil lagi. Kelihatannya ini adalah masalah hardware yang harus diperhatikan oleh Ubiquity selaku pabriknya.Kekurangan non hardware adalah masalah After Sales Service, dimana klaim garansi dari Vendor di Indonesia terkenal lama prosesnya, bahkan bisa mencapai berbulan-bulan. Berbagai kekurangan diatas harus menjadi Pekerjaan Rumah yang harus dibenahi antara pabrikan dan Distibutor.

Templet By Penyok Techno

Fitur template ini:
- Meta tag SEO friendly
- Auto Read More Ready (with transition effect)
- Navigation Dropdown menu
- 2 Sidebar di kiri dan kanan
- Widget di header  (bisa untuk meletakkan banner / iklan)
- Tombol Social Network (with transition effect)
- Breadcrumbs ready (seo friendly)
- Elegant Image Slider
- Tripple Tab View
- Struktur desain elegant dan Simpel

- Transition Effect on Hover
- Search Form
- 3 Elemen Widget diatas Footer
- Scrollbar sudah di modifikasi
- Minimalist keren
- Penyok Techno Template

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda