Jakarta - Operator seluler CDMA Smartfren Telecom direncanakan sudah harus merampungkan kepindahannya dari frekuensi 1.900 MHz ke 2,3 GHz pada 2016 mendatang.
Menurut Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, kajian untuk migrasi frekuensi ini sudah hampir rampung dan tinggal menunggu eksekusi saja.
"Kajian untuk pindah dari 1.900 MHz ke 2,3 GHz ini sudah cukup matang, tinggal masalah waktu saja agar nantinya tidak ada lagi interferensi di 2,1 GHz untuk pita 3G," ujarnya tadi malam dalam diskusi Selular Award di Balai Kartini, Jakarta.
Kajian yang dimaksud antara lain biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi, seperti berapa lebar frekuensi yang akan diberikan sebagai kompensasi supaya tidak merugikan kedua belah pihak, baik untuk negara dan sang operator sendiri untuk optimalisasi.
Dirjen pun berharap, regulasi untuk menyusun rencana migrasi frekuensi ini sudah bisa rampung tahun ini dan mulai diimplementasikan dua tahun dari sekarang, atau tepatnya sejak 2016 nanti.
"Semua sudah sepakat, dan Smartfren juga sudah setuju. Mereka mendukung karena tidak mau ganggu terus (interferensi). Selain itu, kami juga tengah menyusun aturan agar tidak ada yang cemburuan di 2,3 GHz. Karena cuma Smartfren di frekuensi itu yang punya lisensi seluler, lainnya cuma BWA (broadband wireless access)," pungkasnya.
sumber :
0 komentar:
Posting Komentar